10 August 2009

Uji Pengetahuan Kesehatan Gigi

Berapa kali dokter gigi merekomendasikan Anda untuk menggosok gigi?

a. Dua kali sehari.

b. Setiap kali habis makan.

c. Setiap kali Anda merasa ada yang aneh di dalam mulut.

d.Pilihan pribadi dan bergantung pada orang yang bersangkutan.

Selain penyakit gusi yang disebabkan oleh bakteri, apa penyebab paling umum penyakit gusi?

a. Kecelakaan seperti cedera saat olahraga, kecelakaan lalu lintas, terjatuh.

b. Trauma yang timbul saat menggosok gigi.

c. Mengonsumsi makanan panas dan pedas.

d. Merokok dan mengunyah tembakau.

Berapa gigi permanen yang dimiliki orang dewasa?

a. 28

b. 36

c. 25

d. 32

Mengapa gula menyebabkan kerusakan gigi?

a. Gula langsung menyerang enamel gigi.

b. Gula berkombinasi dengan protein air ludah menghasilkan lapisan keras film di atas permukaan gigi.

c. Gula diubah oleh baktero menjadi asam yang menyerang permukaan gigi.

d. Gula secara mekanisme mengabrasi permukaan gigi.

Apakah gingvitis itu?

a. Nama yang diberikan kepada bakteri yang hidup dalam mulut.

b. Nama yang diberikan pada pada pembengkakan gusi.

c. Nama yang dibuat oleh agen periklanan untuk menakuti konsumen sehingga membeli produk mereka.

d. Nama lain untuk memiliki beberapa lubang pada saat bersamaan.

Apa penyebab utama napas bau kronis?

a. Terbentuknya gas sulfur oleh bakteri yang makan partikel makanan sisa.

b. Mengasup makanan seperti bawang, kubis dan bawang putih.

c. Gas yang dikeluarkan dari perut.

d. Interaksi kimia makanan dengan protein air liur tertentu.

Mana diantara berikut yang merupakan faktor penyebab bau mulut?

a. Mulut kering.

b. Diet.

c. Fluktuasi hormon.

d. Semua.

Dua kebiasaan paling penting dokter gigi adalah:

a. Menggosok gigi dua kali sehari dan berkumur dengan obat kumur setelahnya.

b. Menggosok gigi setiap habis makan dan memakai tusuk gigi setiap hari.

c. Menggosok gigi dua kali sehari dan menggunakan benang floss sekali sehari.

d. Menggunakan benang floss setiap hari dan berkumur dengan obat kumur setelahnya.

Apakah plak itu?

a. Bakteri berbentuk film lengket tak berwarna.

b. Protein berbentuk film lengket tak berwarna.

c. Lendir berbentuk film lengket tak berwarna.

d. Bakteri, pertikel kecil, protein dan lendir berbentuk film lengket tak berwarna.

Alasan menggosok gigi:

a. Menghilangkan bakteri dari permukaan gigi.

b. Menghilangkan partikel makanan dari permukaan gigi.

c. Jawaban a dan b.

d. Tidak satu pun jawaban di atas.

Jawaban:

1.a. Dokter gigi merekomendasikan Anda menggosok gigi dua kali sehari. Lebih dari itu dikhawatirkan akan menghilangkan gusi dan merusak gigi. Kurang dari dua kali tidak cukup mengendalikan bakteri yang ada di dalam mulut.

2.b. Penyebab kedua penyakit gusi adalah menggosok gigi terlalu keras. Itu akan merusak jaringan gusi dan menyebabkan gusi menyusut.

3.d. Orang dewasa memiliki 32 gigi permanen.

4.c. Bakteri menguraikan gula untuk mendapat energi yang diperlukan untuk menggandakan diri. Satu dari hasil pemecahan gula ini adalah asam yang menyerang enamel gigi, sehingga menyebabkan gigi berlubang.

5.b. Gingivitis adalah nama yang diberikan untuk pembengkakan gusi. Ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri yang bertumpuk sekian lama di gigi dan gusi. Perlindungan terbaik melawan gingivitis adalah menggosok gigi dengan benar dan menggunakan benang floss untuk melenyapkan bakteri dan mulut.

6.a Bau napas sementara disebabkan oleh makanan tertentu seperti bawang dan kubis. Makanan ini berisi senyawa sulfur yang membuat napas jadi bau, tapi bau napas kronis disebabkan oleh bakteri dalam mulut yang menghasilkan senyawa sulfur tak sedap setelah mencerna partikel makanan yang tertinggal di gigi. Berlawanan dengan pengetahuan yang sudah dikenal luas, napas tak sedap tidak disebabkan oleh gas yang keluar dari perut ke mulut.

7.d. Napas bau kronis biasanya disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan partikel sulfur berbau tak sedap karena mencerna makanan tersisa di gigi. Secara normal air ludah membantu mengurangi napas tak sedap dengan membawa keluar makanan dengan airnya dan mencairkan partikel sulfur. Orang dengan mulut kering tidak punya cukup air ludah. Mulut kering dapat disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk penggunaan obat-obatan tertentu. Makan mendorong aliran ludah. Orang yang sedang berdiet tidak menghasilkan cukup ludah, sehingga menyebabkan bau mulut. Perubahan hormonal juga menyebabkan bau mulut. Wanita biasanya mengalami bau mulut sesaat sebelum menstruasi.

8.c. Membersihkan bakteri mulut adalah fokus utama kebersihan gigi. Dua metode utama ini adalah dengan menggosok dan menggunakan benang floss. Menggosok secara mekanis melenyapkan bakteri di permukaan gigi dan gusi. Menggunakan benang floss melenyapkan bakteri yang tak dapat diraih sikat gigi, khususnya diantara geligi.

9.d Plak adalah film lengket terdiri dari bakteri, partikel kecil, protein dan lendir. Plak ini secara terus-menerus berakumuasi di gigi dan gusi. Plak mudah dihilangkan dengan rajin menggosok gigi. Jika plak dibiarkan terus,a kan mengeras menjadi tartar yang hanya bisa dihilangkan oleh dokter gigi.

10.c. Kita menggosok gigi untuk menghilangkan bakteri dari mulut dan menghilangkan partikel makanan yang tertinggal di mulut. Bakteri menggunakan partikel makanan sisa sebagai sumber energi. Penguraian makanan itu menghasilkan asam yang menyerang enamel gigi dan menghasilkan senyawa sulfur penyebab bau mulut.

Rahasia kemakmuran adalah kedermawanan

"Rahasia kemakmuran adalah kedermawanan, karena dengan membagi kepada orang lain, hal baik yang akan diberikan dalam kehidupan kita, bahkan berkelimpahan." -- J. Donald Walters

KISAH nyata ini keluar dari mulut Sang Dokter. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter mata ini membuka prakteknya di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu, ia juga melayani konsultasi masalah keluarga, termasuk masalah spiritual. Tanpa dipungut biaya, alias gratis. Sang dokter menolak dengan halus setiap pemberian uang sebagai imbalan jasa konsultasi. Ia malah menyarankan agar uangnya diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya, seperti yayasan yatim piatu.

Suatu hari, sang dokter kedatangan tamu seorang ibu beserta putranya yang telah menginjak usia paruh baya. Sang anak dalam keadaan lumpuh kakinya, sehingga ia harus berada di kursi roda. Maksud kedatangan mereka sesungguhnya ingin menanyakan seputar masalah keluarga. Tetapi begitu tiba di ruang dokter, sebelum menyampaikan keluhannya, sang dokter mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah terhadap si anak. Putranya, menurut sang dokter, pernah mempunyai kesalahan yang membuat ibunya sakit hati. Sang anak tentu saja kebingungan. Begitu pula sang ibu, yang tahu-tahu diungkit peristiwa di masa lalu. Sang anak mencoba mengingat-ingat kembali peristiwa masa lampau. Sang ibu memang mengakui kalau ia dulu pernah sakit hati oleh tindakan anaknya. Hal itu terus membekas di hatinya menjadi goresan luka

batin, yang akhirnya teringat kembali saat itu juga.

Akhirnya, sang anak pun teringat akan kekilafannya. Ia menyesal dan menangis. Secara susah payah, sang anak berusaha bangkit dari kursi rodanya untuk bersimpuh di hadapan kaki ibunya meminta maaf. Ibunya, dengan berlinang air mata, secara tulus akhirnya memaafkan kesalahan putranya di masa lampau. Secara refleks, sang ibu mengangkat putranya berdiri untuk memeluk dan menciumnya. Ajaib, seketika itu juga sang anak dapat berdiri tanpa dibantu lagi oleh kursi roda. Sang ibu memang hanya memberikan maaf dengan tulus, tetapi efeknya sungguh luar biasa.

Kisah ini memang bertolak belakang dengan legenda Malin Kundang. Dimana sang Ibu menyumpah anaknya menjadi batu. Tak ada batu berbentuk manusia. Itulah logika yang paling benar dari cerita yang menyangkut hubungan ibu dan anak. Kisah Malin Kundang selama ini oleh beberapa pihak dinilai jauh dari cinta kasih seorang ibu yang sebenarnya. Walau begitu, tetap ada hikmah yang dapat dipetik dari legenda tersebut.

Sejatinya, Ibu mana yang tega melihat anaknya susah, apalagi menjadi batu sesuai dengan sumpahnya. Alamak, Ibu adalah pintu keluasan hati dan penuh maaf. Berkacalah pada ibu. Dia akan rela lebih menderita, ketimbang melihat anaknya yang kesusahan. Dia akan menyisihkan nasi yang ada untuk anaknya, walau ia sendiri lapar. Dia akan memakan

makanan yang bergizi agar janin dalam tubuhnya bisa tumbuh sehat. Seperti dalam bait lagu, 'hanya memberi, tak harap kembali.' Betul, tak pernah berharap mendapatkan balasan dari semua yang telah dilakukannya. Itulah makna dari memberi yang sesungguhnya.

Memberi? Betul, memberi. Makna dari sebuah pemberian memang besar artinya. Lantas, mengapa orang yang berkelimpahan enggan untuk memberikan sesuatu? Atau, mengapa orang enggan memberikan maaf? Karena mungkin ia berpikir, bila ia memberi kekayaan, pemberian itu akan habis begitu saja tanpa kembali. Atau mungkin ia berpikir, harga dirinya akan turun kalau ia memberikan maaf kepada orang yang menyakitinya. Padahal justeru sebaliknya. Semakin banyak memberi, akan lebih semakin banyak menerima. Kalau orang mengetahui kekuatan memberi, percayalah, akan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberikan segala sesuatunya.

Itulah mengapa, dalam setiap agama selalu diajarkan untuk memberikan sesuatu yang kita miliki. Selain diajarkan selalu memberikan kebajikan, juga kekayaannya. Umat Islam mengenal Zakat dan Sedekah. Umat Kristen Protestan mengenal perpuluhan, yaitu kewajiban untuk memberikan sepersepuluh dari pendapatannya kepada rumah Tuhan, dan Elemosune, yang dapat diterjemahkan dengan kata memberi sedekah. Umat Katholik mengenal Persepuluhan dan juga Sedekah. Umat Hindu mengenal Sedekah Dana Punia, yaitu pemberian yang dilakukan secara sukarela dan tulus ikhlas berupa materi. Sedangkan Buddha mengajarkan bagaimana menggunakan kekayaan yang telah dimiliki, yaitu bila ia perumah tangga yang baik, mengumpulkan harta dengan cara-cara baik, ia harus membantu sanak familinya, serta orang lain dalam empat bagian, juga dikenal Amisa Dana, yaitu memberikan bantuan dalam bentuk materi kepada yang membutuhkan.

Pemberian itu seyogianya dilakukan dengan ikhlas, diberikan pada tempat dan waktu yang tepat. Juga pemberian itu haruslah bertujuan mulia. Yang patut diingat, memberi tak harus berupa uang. Ia bisa berupa apa saja. Sekarang, tengoklah lemari pakaian Anda. Apa yang Anda lihat? Tentu saja sederetan pakaian yang Anda miliki. Nah, ambil sebanyak mungkin. Bila perlu semuanya, untuk kemudian Anda serahkan kepada mereka yang membutuhkannya, misalnya yayasan yatim piatu. Kalau merasa sayang, sisakan beberapa setel saja untuk Anda pakai dalam bekerja selama satu minggu atau untuk Anda pakai sehari-hari. Tak perlu banyak berpikir. Pakaian itu mungkin sudah ketinggalan jaman. Anda perlu memberi lagi yang baru.

Sebuah penelitian menunjukkan, dengan memberi terhadap sesama, membuat diri kita menjadi lebih bahagia. Hukum kekekalan energi mengatakan, tiada energi yang hilang bila dikeluarkan. Ia akan kembali dalam bentuk lain. Begitu pula soal kebaikan, apapun. Ia tak akan hilang walau Anda telah memberikannya. Bahkan Deepak Chopra dalam '7 Spiritual Law of Success' mencantumkan 'Law of Giving' sebagai hukum kedua untuk sukses.

Nah, mulai sekarang, banyak-banyaklah memberi. Memberi maaf. Memberi senyum. Memberi kebajikan. Memberi kemuliaan. Memberi materi. Dan sebaiknya, tak usah berharap dari semua pemberian yang telah Anda lakukan. Karena itulah kebahagiaan sesungguhnya yang didapatkan. Kebahagiaan memberi. Seperti yang dilakukan ibu terhadap kita: hanya memberi, tak harap kembali.

Sumber: Kekuatan Memberi oleh Sonny Wibisono

Bagaimana kamu meng-implementasikan "bahagia" dalam hidupmu?

Bagaimana kamu meng-implementasikan "bahagia" dalam hidupmu? Apa arti "kebahagiaan" itu sendiri?
Jika ditelaah lebih dalam, masing-masing orang memiliki sudut pandang tersendiri tentang "bahagia". Ada orang yang merasa bahagia kalau punya harta yang banyak. Ada yg justru bahagia karena tidak punya harta sama sekali. Kebahagiaan memiliki banyak perspektif, tergantung darimana kamu (ingin) memandangnya.
Hal ini yang saya pelajari dari film "HAPPINESS" (Haengbok), sebuah film Korean produksi tahun 2007 yang disutradarai oleh Heo Jin-Ho, serta diperani Hwang Jung-Min, dan Im Su-Jeong. Film berdurasi 124 menit ini adalah sebuah cerita tentang arti dari "kebahagiaan" yang sangat menyentuh dan membuat siapapun yang menonton mungkin akan menangis.
Film ini bertutur tentang Yeoung-Su (diperani oleh Jin-Ho) - seorang playboy pemilik night club yang cukup tersohor di Korea. Satu waktu, night club itu bangkrut. Kekasihnya, Su-Yeon memutuskan hubungan mereka. Dan Yeoung-Su menderita chirossis (penyakit hati) yg cukup serius akibat hobi minum minuman keras dan merokoknya.
Yeoung-Su pergi ke panti rehabilitasi House of Hope. Di sana, dia berkenalan dengan Eun-Hye (Su-Jeong), seorang pasien dan juga pengurus panti tersebut. Eun-hye adalah seorang yatim piatu yang mengalami radang paru-paru akut. Hanya 40% paru-parunya yang berfungsi dan dia sama sekali tidak bisa beraktivitas berat.
Perkenalan mereka berlanjut ke tingkat yang serius, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk hidup bersama dan tinggal di sebuah desa yang tidak jauh dari panti itu. Di desa itu, mereka saling mendorong dan mendukung agar bisa sembuh total. Pada akhirnya, perjuangan mereka berhasil. Sedikit demi sedikit kesehatan Yeong-Su dan Eng-Hye pun membaik.
Namun hidup bahagia mereka buyar ketika Yeong-Su bertemu lagi dengan mantan kekasihnya. Si mantan kekasih mengajaknya kembali ke kota. Ragu-ragu, Yeong-su kembali ke kota dan dia menemukan lagi kebahagiaannya sebagai orang kota. Kebahagiaan itu semaki n lengkap setelah mantan kekasihnya mengajak Yeong-Su balikan lagi. Harta bergelimpangan menjadi jaminan hidup Yeong-Su jika kembali ke pangkuan sang kekasih.
Yeong-Su akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota dan meninggalkan Eng-Hye.
Ternyata kebahagiaan yang ingin diraih Yeong-Su ternyata hanya fatamorgana. Beberapa bulan di kota, hidupnya menjadi kacau kembali. Sering main cewek, merokok, dan minum lagi. Hartanya habis. Dan penyakitnya kambuh lagi.
Belum cukup sampai di situ, Yeong-Su mendapat kabar kalau hidup Eng-Hye tinggal menghitung waktu akibat penyakitnya bertambah kronis.
Akhir cerita, Yeong-Su hanya bisa menangisi kepergian Eng-Hye, orang yang telah memberinya kebahagiaan sejati.
Ya... apa itu kebahagiaan? Di mata Eng-Hye, "kebahagiaan" itu adalah hidup bersama orang yang dicintainya. Kebahagiaan adalah melihat kekasihnya dan dirinya sembuh. Kebahagiaan adalah saat dimana ketika dia sakit dan meninggal kelak, kekasihnya ada di sampingnya.
Sedangkan di mata Yeong-Su, kebahagiaan adalah hidup bergelimangan harta. Namun dia lupa, bahwa harta tidaklah abadi. Dan ketika dia menyadari bahwa "kebahagiaan" adalah hidup bahagia dan damai sejahtera bersama orang yg dicintainya, semua sudah terlambat.
Sepanjang hidup, kita mencari kebahagiaan. Namun kita tidak pernah sadar, bahwa kebahagiaan itu ada di antara kita. Kebahagiaan kita miliki saat bersama orang yang kita cintai, dan bisa mengasihi orang2 di sekeliling kita. Kebahagiaan adalah salah satu harta yang terbesar dalam hidup kita.
Jika kamu masih mencari kebahagiaan itu, janganlah jauh2. Kebahagiaan itu ada di sekitar kamu. Keluargamu, Sahabatmu & Kekasihmu. Merekalah kebahagiaanmu.
Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu...
Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kamu...
Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kamu lakukan...
Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kamu...
Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh...
Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kamu...
Percayalah, kebahagiaan itu ada dimana-mana...
Rasa itu ada di sekitar kamu...
Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kamu, namun kamu tak pernah memperdulikannya...
Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kamu, namun kamu terlalu acuh untuk menikmatinya...
Tapi bukankah lebih baik kita menjadi sumber kebahagiaan bagi sesama manusia drpd mencari kebahagiaan itu sendiri...

Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana

"Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana." -- Anonim

HAMDAN adalah sebuah anomali. Dia pergi ke kantor hanya dengan mengendarai sepeda motor yang sudah butut. Helmnya pun bau apak. Jaketnya kumal. Padahal Hamdan merupakan orang penting di sebuah perusahaan. Dialah yang menjadi pengatur keluar masuknya barang yang menjadi komoditas perusahaannya. Hamdan berkali-kali mengatakan dirinya hanya berusaha keras menjalankan pekerjaan dengan baik. Sehari-hari dia mencatat dengan penuh ketelitian, agar jangan sampai satu barang pun lenyap ataupun nyelonong ke tempat lain.

Ketelitian menjadi panglima. Kejujuran menjadi napas dalam hidupnya. Berkali-kali dia berperang dengan sikapnya itu. Tatkala keluarganya membutuhkan uang berlebih untuk sebuah keperluan, dia hanya mengandalkan tabungannya yang tak seberapa. Begitu selalu. Hamdan pun dicap sebagai orang aneh.

Hingga pada suatu saat ketika Hamdan telah pensiun, mantan koleganya menghubunginya meminta bertemu. Ternyata koleganya memintanya mengelola pendistribusian barang-barang di perusahaannya. Tentu dengan gaji dan fasilitas yang menggiurkan, yang tidak didapatkan oleh Hamdan di perusahaan sebelumnya. Sang kolega pun berbaik hati dengan menawarkan kerjasama kepada Hamdan bila berminat, untuk menaruh saham di perusahaan tersebut. Hamdan tak membuang kesempatan emas ini. Jadi Hamdan tidak hanya mengelola, tapi juga diberi kesempatan memiliki perusahaan yang ditanganinya sekarang.

Rupanya, inilah buah kejujuran yang dimiliki Hamdan. Sang kolega mempercayai penuh kejujuran yang dimiliki Hamdan, ditambah dengan kecakapannya mengelola pendistribusian barang.

Kejujuran, dan juga kisah Hamdan sendiri, memang menjadi sesuatu yang aneh dan langka. Tak usah mencari jauh-jauh contohnya. Bacalah koran, tonton tivi, atau dengarlah radio. Setiap hari kita jumpai kasus korupsi, perampokan, penipuan, pencurian, tindak kekerasan, perselingkuhan, atau kasus kriminal lainnya. Kesemuanya bermuara pada satu hal, bahwa komitmen mengenai kejujuran tidak terpenuhi.

Jujur tak hanya diartikan secara harfiah sebagai 'berkata benar, mengakui atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran'. Tapi juga dalam pengertian yang lebih luas, tidak berbohong, tidak menipu, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak berbuat tindak kekerasan, tidak melakukan selingkuh, dan sejumlah `tidak' lainnya, merupakan bentuk lain dari sebuah kejujuran.

Oleh karena itu kejujuran membutuhkan komitmen untuk pemenuhan kejujurannya. Dalam jenis pekerjaan apapun, nilai sebuah kejujuran tak bisa ditawar-tawar lagi. Anda harus memegang teguh pada komitmen dimanapun Anda berada dan bekerja. Tidak boleh berbohong. Tidak boleh menipu. Tidak boleh merekayasa. Bagaimana Anda mau dikatakan jujur, jika hendak menjadi caleg saja harus menyogok. Bagaimana Anda mau dikatakan jujur, jika Anda membohongi publik dengan aksi menggoreng saham, yang nilai sahamnya memang tidak sebanding dengan nilai buku perusahaan.

Lantas, bagaimana agar nilai-nilai kejujuran dapat terus berkembang? Kejujuran sesungguhnya dapat ditularkan. Sama seperti virus, ia dapat menyebar dengan cepat. Suri tauladan yang baik selalu berawal dari atas. Dalam psikologi, dikenal prinsip modelling. Artinya murid akan dengan mudah meniru perilaku tertentu melalui proses peniruan terhadap model. Siapa saja dapat bertindak sebagai model. Pemimpin, orangtua, guru, orang-orang yang mempunyai banyak penggagum, ataupun orang-orang yang mempunyai pengikut. Jadi, bila pemimpinnya tidak jujur, sulit mengharapkan rakyatnya juga berlaku jujur. Jika seorang pejabat korupsi, jangan salahkan kalau bawahannya ikut-ikutan korupsi. Dan, jangan juga salahkan sang anak yang malas belajar karena asik menonton televisi, sementara sang anak melihat ibunya asik menonton sinetron.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa kejujuran sulit diterapkan dalam dunia bisnis dan politik. Pertimbangan moral dikesampingkan dan lebih mengedepankan nafsu untuk mencari untung atau kekuasaan semata. Benarkah demikian? Sebaliknya. Padahal, kejujuran akan membawa pada kelanggengan. Kepercayaan, lebih-lebih dalam dunia bisnis, membutuhkan prasyarat bernama karakter. Karakter dibangun dari dua hal utama; kejujuran dan tanggung jawab. Kejujuran berbicara tentang moralitas dan etika. Sedangkan tanggung jawab berhubungan dengan kompetensi. Di negeri ini, banyak pebisnis yang sukses dan politisi yang dikenang hingga kini karena kejujuran yang dianutnya selama ini. Nilai-nilai yang mereka anut untuk: tidak ngembat sana-sini, tidak ngemplang, tidak sikut kanan-kiri, tidak merekayasa nilai proyek, tidak mengulur-ulur penjualan saham, atau tidak ngadalin mitra kerjanya.

Oleh karena itu kejujuran membutuhkan pengorbanan untuk menunda kesenangan. Meniti dan mencapai hasil sesuai dengan usaha tanpa harus memark-up atau menipu. Apa enaknya, bila kesuksesan diraih dengan begitu cepat, tetapi dengan mengorbankan nilai-nilai kejujuran. Hidup tak tentram, tidurpun tak nyenyak.

Kejujuran memerlukan kesadaran untuk paham akan batas kelemahan diri sendiri dan tidak sungkan untuk mengaku salah. Dan juga sebaliknya, bersedia memaafkan kelemahan orang lain. Kejujuran juga berarti sadar bila tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu. Jika kemampuan Anda mengangkat beban hanya lima kilo, jangan memaksakan Anda mengangkat hingga mencapai sepuluh kilo. Jika harga saham sesungguhnya hanya seribu perak, jangan dipaksakan dijual lima ribu perak.

Kejujuran merupakan salah satu kunci untuk mengatasi masalah hidup berbangsa dan bermasyarakat di negeri ini. Seperti pepatah lama Belanda yang mengatakan, eerlijk duurt 't langst, jujur itu langgeng. Percayalah.

Sumber : Jujur Itu Langgeng oleh Sonny Wibisono