07 March 2007

Coxsackie, Virus Penyerang Balita

Ini satu lagi penyakit yang pernah di derita anak saya....buat share aja yach... mudah-2an berguna....


Jangankan mengunyah makanan, untuk minum pun, mulut pedih sekali! Ya, itulah salah satu gejala penyakit mulut, kaki dan tangan (MKT). Repotnya, penyakit ini amat mudah menular.

Karena tak terlalu membahayakan, penyakit ini memang sering terlewatkan begitu saja. Apalagi, gejalanya juga tak terlalu istimewa. Dan, entah mengapa, jumlah penderita penyakit ini biasanya meningkat pada musim pancaroba.

Cirinya: bintil-bintil berair

Umumnya, anak yang kurang sehat akan rewel, mogok makan dan minum, serta tubuh agak sumang (suhu tubuh agak naik). Namun, bila rewelnya berlanjut dengan bertambah sulitnya si kecil makan plus mulutnya sakit sampai keluar air liur (untuk menelan air liur saja perih, apalagi minum), maka Anda perlu ekstra hati-hati. Bisa jadi, si kecil bukan menderita sariawan biasa.

Menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), staf pengajar dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, “Coba lihat, apakah ada bintil-bintil berisi air dalam mulut si kecil dan sebagian di antaranya mungkin sudah pecah. Kalau ada, ini adalah salah satu gejala dari penyakit MKT.”

Memang, bintil-bintil berisi cairan merupakan salah satu gejala khas dari penyakit MKT atau hand, foot and mouth disease (HFMD) . Tapi jangan samakan ini dengan penyakit kuku dan mulut pada binatang ternak. Biar namanya mirip, tapi penyakit ini sama sekali berbeda dengan penyakit kuku dan mulut pada sapi misalnya!

Di Indonesia, kebanyakan virus penyebab penyakit MKT termasuk enterovirus yang dikenal sebagai virus coxsackie A16 atau enterovirus 71. Virus coxsackie adalah sejenis enterovirus yang hidup di usus halus. “Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, biasanya penyakit ini akan sembuh sendiri dalam waktu 5–7 hari,” kata Prof. Sri.

Sekalipun begitu, ini bukan berarti Anda tak harus waspada. Sebab, bisa saja virus yang menyebabkan penyakit ini berbeda serotipe. Menurut National Center of Infectious Disease , Amerika Serikat, virus coxsackie yang masih sekeluarga dengan virus polio ini sangat mudah bermutasi alias berubah bentuk jadi serotipe yang berbeda.

Jangan sampai komplikasi

Sekalipun orang dewasa bisa juga tertular, penyakit MKT ini lebih sering tampak pada anak-anak di bawah usia 10 tahun, termasuk pula bayi.

Masalahnya, jika bintil berair itu ada di mulut si kecil, bisa dibayangkan betapa perihnya mulut yang tampaknya seperti sariawan itu. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, umumnya dokter memberi obat oles mulut, semacam obat untuk sariawan. Antibiotika tidak diperlukan, kecuali ada tambahan infeksi bakteri.

Juga, karena mulutnya perih, orang tua sangat khawatir karena anaknya tidak mau makan dan minum,” jelas Prof. Sri Rezeki. Makanya, anak yang dirawat umumnya hanya diberi cairan infus sebagai pengganti makanan yang dibutuhkan tubuh. Uniknya, si kecil biasanya tidak kelihatan seperti anak sakit. Tak heran, kalau selama dalam perawatan, ia bisa mondar-mandir di kamar sambil membawa infus yang menempel di lengan.

Yang pasti, penyakit MKT ini jarang membahayakan penderitanya, kecuali kalau ada komplikasi. Walau begitu, kalau anak masih saja demam, mengantuk, lemas dan tidak bergairah, segeralah bawa ke dokter. Bisa jadi telah terjadi komplikasi. Kalau dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan virus bisa sampai ke jaringan otak dan menyebabkan ensefalitis (radang jaringan otak).

Kalau ini yang terjadi, akibatnya bisa fatal. Inilah yang dialami oleh murid sekolah dasar di Malaysia tahun 1997. Dari ratusan murid sekolah yang harus dirawat di rumah sakit, 26 orang di antaranya meninggal. Waktu itu, sekolah sampai harus diliburkan selama seminggu. “Jika penyebab penyakit MKT ringan, sekolah tak perlu diliburkan kok,” lanjutnya.

Jaga kebersihan

Yang benar-benar perlu diwaspadai adalah, penyakit ini sangat mudah menular. Proses penularannya bisa dari cairan yang keluar dari bintil-bintil di mulut, kaki dan tangan, bisa juga dari kotoran (tinja) si kecil. “Anak yang terkena MKT (dengan bintil-bintil di tangan yang baru pecah) memegang mainan, lalu mainan itu dipegang oleh temannya. Dari sini, jelaslah bahwa si teman anak sudah tertular,” ujar Prof. Sri.

Juga, karena menahan rasa sakit di mulut, anak-anak yang masih kecil tak jarang meneteskan air liur. Nah, air liur itu bisa saja menetes pada bajunya. Jika baju yang basah itu kemudian dipegang oleh orang lain, ya ikut-ikutan tertular juga.

Bagaimana penularan via kotoran? Gampang juga. Dari kotoran yang menempel pada diaper yang tak langsung dibuang, atau tangan pengasuh yang kurang bersih dicuci setelah membersihkan kotoran bayi. “Tangan yang sudah tertempel virus itu berpotensi menularkan penyakit pada orang lain. Apalagi, bila ia harus pula menyediakan makanan atau memegang makanan,” ujarnya lagi. Apa jalan keluarnya?

Jika bayi Anda terkena MKT, sebaiknya diaper yang kotor terkena tinja langsung dibuang dan dimusnahkan. Apalagi, virus yang tersimpan dalam tinja bisa bertahan lama. Juga, si pengasuh harus lebih memperhatikan kebersihan tangannya.

Lalu, jangan dikira jika si kecil yang sudah sembuh serta bintil berisi cairan di mulut dan tangan sudah hilang, tidak mungkin menularkan MKT lagi! Sekalipun sudah lewat 2 minggu, Anda harus tetap waspada. Tinja si kecil masih bisa menularkan virus itu.

Boks 1:

Gejala Bisa Beda

Masa inkubasi (mulai dari saat terpapar virus sampai munculnya gejala) penyakit ini sekitar 2-10 hari. Dan, lama infeksinya tergantung dari masing-masing tipe virus. Bila demam tidak dibarengi gejala lain, biasanya infeksi hanya berlangsung sekitar 24 jam. Namun, ada juga yang berlangsung sampai sekitar 3–4 hari.

Gejala awal penyakit MKT biasanya berupa:

Demam.

Hidung berair.

Leher atau tenggorokan sakit.

Timbul bintil-bintil di mulut, kaki dan tangan.

Meski begitu, tidak semua penyakit MKT ditandai dengan gejala-gejala ini. Ada penderita yang hanya demam saja, lalu muncul bintil di kaki dan tangan. Namun, ada juga yang bintilnya hanya muncul di mulut saja. Jumlah bintil juga tidak selalu banyak. Bisa hanya 3, namun bisa juga sampai puluhan.

Kadang-kadang, bintil juga muncul di bokong bayi. “Karenanya, jika ruam popok pada bokong si kecil berisi bintil-bintil berair, coba periksa mulut, kaki atau tangannya. Kalau ada bintil semacam itu di mulutnya, mungkin saja ia terkena MKT,” ujar Prof. Sri.

Boks 2:

Cara Merawat Penderita

Beri obat penurun panas ketika suhu tubuh meningkat.

Beri obat oles pada mulut untuk mengurangi rasa perih (biasanya diberi oleh dokter).

Beri makanan lunak atau cair untuk memudahkan anak menelan makanan.

Biarkan anak istirahat di rumah selama 7-10 hari untuk mempercepat penyembuhan (dan juga menghindarkan penularan pada anak lainnya).

Jika lebih dari 5 hari panasnya tidak turun-turun (dan sudah diberi obat penurun panas), segera bawa ke dokter lagi.

Bila anak tampak lemas, ingin tidur terus, atau kesadarannya menurun , kemungkinan ia perlu segera dirawat di rumah sakit.

Kalau anak mengeluh nyeri kepala, tengkuk kaku, serta nyeri punggung , cepat-cepat bawa ke rumah sakit. Bisa jadi, ia perlu penanganan yang lebih intensif.

Boks 3:

Bisa Dicegah

Sampai sekarang, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi akibat virus coxsackie ini. Meski begitu, penularan penyakit MKT bisa dihindari dengan cara sebagai berikut:

Sering-sering mencuci tangan, terutama sehabis kontak dengan penderita.

Jika penderita bersin atau batuk, minta dia menutup mulut dengan kertas tisu dan langsung dibuang.

Bersihkan mainan yang sering digigit-gigit bayi secara rutin. Sebaiknya, mainan semacam itu tidak dipinjam-pinjamkan.

Untuk sementara, pisahkan pemakaian gelas dan sendok penderita.

Rendam baju penderita dalam cairan desinfektan, cuci, lalu jemur di panas matahari.

Jaga kebersihan toilet dengan desinfektan setiap kali penderita habis buang air besar.

Sariawan? Ah, Gampang Diatasi

Makan susah, bicara juga terganggu. Ini memang ciri khas sariawan. Tapi, sebenarnya tidak repot menghindari dan mengatasinya

Sariawan adalah gangguan di rongga mulut, berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Bercak itu bisa tunggal, bisa pula berkelompok. Daerah yang paling sering diserang sariawan adalah selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit mulut.

Kenali gejalanya

Biasanya, sariawan ditandai dengan berbagai gejala, seperti:

Rasa sakit atau nyeri yang hebat, atau rasa terbakar.

Kadang-kadang membuat sulit menelan makanan.

Bila sudah parah, bisa menyebabkan demam.

Gangguan ini bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi usia 6-24 bulan. Meski tidak tergolong berbahaya, sariawan sangat mengganggu.

Tak cuma vitamin C

Kekurangan vitamin C memang bisa mengakibatkan jaringan lunak (seperti dalam rongga mulut) dan jaringan penghubung antara daging dan gigi jadi mudah robek. Akibatnya, ya timbul sariawan. Kondisi ini akan kecil kemungkinannya bila Anda sering makan buah atau sayuran.

Sampai sekarang memang belum diketahui penyebab utama sariawan. Namun, banyak penelitian menunjukkan, faktor psikologis (emosi dan stres mental) adalah faktor terbesar terjadinya sariawan. Selain stres, hal lain yang diduga memicu sariawan adalah:

Kekurangan vitamin B, C, serta zat besi.

Luka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi tidak teratur.

Luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi mengembang.

Alergi terhadap suatu makanan, seperti cabai atau nanas.

Gangguan hormonal, seperti sebelum atau sesudah haid.

Menurunnya kekebalan tubuh. Contohnya, setelah sakit berat atau stres yang berkepanjangan.

Adanya infeksi mikroorganisme. Yang paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri atau jamur, dan sedikit dikarenakan infeksi virus (ini pun masih jadi hipotesa).

Kalau tak kunjung sembuh

Kalau ini yang terjadi, keluhan dapat diredakan dengan beberapa jenis obat. Baik yang berbentuk salep (mengandung kortikosteroid, antibiotika, atau penghilang rasa sakit), obat tetes (bila oleh jamur), atau obat kumur. Untuk obat terakhir, sebaiknya hindari penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol. Ada pula beberapa pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan.

Pada kasus yang parah, barulah diperlukan antibiotika dan penurun panas (bila disertai demam). Biasanya sih , sariawan sembuh sendiri dalam waktu 4 hari. Bila sariawan tidak kunjung sembuh, waspadalah.

Segera ke dokter bila sariawan sudah diobati, namun tidak sembuh hingga lebih dari seminggu. Bisa jadi, ini gejala awal kanker rongga mulut. Apalagi, bila kelenjar getah bening di leher terasa sakit dan sedikit bengkak, plus ada benjolan-benjolan yang cukup besar di rongga mulut.

Dewi Handajani

Konsultasi ilmiah: drg. Jusuf Kristianto, MM, MKes, Kepala Litbang Jurusan Kesehatan Gigi, Politeknik Kesehatan Jakarta I, Departemen Kesehatan RI.

Boks:

Mudah Dicegah Lho !

Hindari stres.

Konsumsi buah dan sayuran , terutama yang mengandung vitamin B, C, dan zat besi.

Jaga kesehatan , terutama kebersihan gigi dan mulut.

Gosok gigi yang benar , dan pilih bulu sikat gigi yang lembut.

Hindari makanan penyebab alergi pada rongga mulut .

Hindari makanan dan minuman terlalu panas , karena bisa merusak jaringan lunak rongga mulut; dan obat-obatan yang memicu alergi, seperti yang mengandung alkohol kadar tinggi.


No comments:

Post a Comment

silahkan isi Comment Anda :