25 June 2009

Ketekunan Membuat Sukses di Usia Muda


P-man adalah usaha pisang goreng yang sangat sukses sejak tahun 2006. ternyata dibalik kesuksean P-man terdapat seorang yang memiliki masa lalu yang buruk. Purwan adalah korban perceraian kedua orangtuanya. Ia hidup tanpa pengharapan. Ia tinggal bersama tantenya. Disana ia diperlakukan lebih rendah dari pembantu. Walaupun ada pembantu tapi tetap ia disuruh untuk membersihkan rumah. Mengepel, menyapu dan mengerjakan pekerjaan pembantu. Bila ingin makan, ia harus menunggu semua anggota keluarga selesai makan, baru ia diberi makanan sisa dan itu hanya nasi dan kecap asin, begitu setiap hari.

Pada saat itu ia merasa bila tinggal dengan orang lain berarti tidak dapat menjadi bagian dari keluarga itu. Merasa tidak tahan dengan perlakuan tantenya, Purwan akhirnya dipindahkan ke tempat tantenya yang lain. Dirumah tantenya, ia diperlakukan tidak jauh berbeda. Ia mulai disbanding-bandingkan dengan kokoh-kokohnya yang pandai dalam pendidikan mereka. Pada saat itu ia merasa minder dan gambar dirinya hancur. Merasa tidak punya nilai lagi dalam hidup.

Ia menangis sejadi-jadinya. Ia mulai bertanya-tanya mengapa ia mengalami hal seperti ini, ia menyalahkan dirinya sendiri. ia teringat apa kata tantenya bahwa ibunya sudah tidak bisa apa-apa lagi, maka ia mharus berhasil dalam hidupnya. pada saat itu kepercayaan dirinya mulai terbentuk. Ia melakukan pembuktian diri. Pada kelas 6 SD ia Purwan mulai berjualan nasi goreng di sekolahnya. Ia lanjutkan usahanya pada ia masuk SMP. Ia tidak peduli harus naik angkutan umum dan membawa boks makanan yang banyak. Pada awalnya ia merasa minder pada teman-temannya karena harus berjualan, tetapi karena teman-temannya tidak pernah mengejek, iapun menjadi lebih percaya diri.

Akhirnya pada usia 17 tahun, saat ia duduk di bangku SMA ia mengikuti suatu MLM (Multi Level Marketing). Ia menjadi manajer dengan cepat. Dengan usia muda ia sudah mempunyai penghasilan yang sama dengan lulusan S1 yaitu 1,5 juta. Ia merasa sudah bangga dengan semua itu. Tetapi pertemuannya dengan Andi Sutanto membukakan pandangannya. Andi berkata bahwa apapun dapat dipelajari, tetapi ada satu hal yang ia punya dan Purwan tak punya, dengan sangat yakin ia berkata bahwa Purwan harus punya Yesus. Pada saat iru reaksi dari Purwan hanya meremehkan, ia menganggap bahwa semua orang juga punya Tuhan.

Tetapi karena rasa penasarannya, Purwan akhirnya mengikuti suatu ibadah pemuda. Pada saat itu Purwan mendapat suatu prinsip bahwa kalau Tuhan dapat memelihara burung, pasti Tuhan pasti bisa memelihara hidupnya. purwan mempunyai mimpi yang sangat besar. Ia ingin menjadi pengusaha muda, ingin memiliki mobil dan menjadi direktur pada usia 20 tahun. Itu sudah menjadi rhema dalam hidupnya.

Harapan tinggal harapan. Ternyata usahanya di MLM hancur berantakan. Purwan harus hidup di jalan dan tidur di pos satpam ataupun warung. Ia merasa hidupnya sudah tak berpengharapan. Tetapi ditengah keresahannya ia mendapatkan sms dari temannya danmemberikan ia ayat Alkitab yang terdapat dalam Roma 5:3-4 "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."

Ayat itulah yang mulai menguatkannya. Ia sadar bahwa semua ini adalah cara Tuhan supaya ia dapat tahan uji dan akan mendapat pengharapan. Lalu ia terungat pada suatu peristiwa pada saat ia ingin membeli gorengan, ia harus antri dan orang-orang berbondong-bondong untuk mengantri. Ia mendapat ide untuk membuat gorengan yang dapat membuat orang antri membelinya.

Dengan semangat yang baru, ia memberanikan diri untuk meminjam modal pada tantenya. Tantenya meremehkan usahanya dan menyayangkan mengapa ia harus jadi tukang gorengan padahal tantenya sudah menyekolahkan samapi SMA. Purwan tetap dengan tekadnya. Ia maju. Pada tahun 2005 ia mulai membuka usahanya. Ia mencari resep. Walaupun ia ragu tetapi ia maju terus. Penghasilan awalnya hanya Rp. 70.000. ia mengubah lagi resepnya dan mencari resep apa yang kira-kira akan menarik bagi pelanggannya. Akhirnya pada tahun 2006 P-Man siap dan diresmikan. Purwan menjadi direkturnya

Pada awalnya ia merasa tidak percaya dengan semua ini tetapi semua adalah nyata. Ia menjadi direktur di perusahaannya sendiri pada usia 20 tahun. Pada tahun 2006 P-Man dibeli franchisenya di Jogjakarta sebesar 250 juta, dan pada tahun 2007 ada investor yang ingin membuka 50 outlet di Banjarmasin. Bukan hanya itu, Purwan juga membuka resto yang bernama Bebek Desa yang tidak kalah ramainya pula.

Purwan mengaku bahwa apa yang ia punya sekarang adalah bukan hasil usahanya namun kaena kasih karunia Tuhan. Semua mimpinya terpenuhi. Ia mendapat penghasilan 10 kali lipat dari mimpinya, ia memiliki mobil persis seperti impuiannya. Ia hanya punya hati untuk mengelola semua yang Tuhan percayakan kepadanya. Semua milik Tuhan.

(Kisah ini ditayangkan 24 Juni 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

sumber kesaksian:

Purwan Habibi

No comments:

Post a Comment

silahkan isi Comment Anda :