08 October 2009

Maximized Manhood

Maximized Manhood


Pengkhotbah 10:16-17
Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan! Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!

Firman Tuhan ini berkata, wahai (celakalah) engkau tanah kalau rajamu adalah seorang kanak-kanak. Bayangkan kalau seorang raja, seorang pemimpin, seorang kepala itu masih kanak-kanak, maka celakalah tanah!

Kita tahu ‘tanah' ini bisa berbicara tentang masyarakat di mana kita berada, lingkungan kita, negeri kita, dan kondisi ‘tanah' itu sangat dipengaruhi oleh siapa pemimpinnya. Kalau pemimpinnya masih kanak-kanak, maka lingkungannya pun terpengaruh. Lingkungannya pun tidak akan pernah diberkati. Kalau seorang pria masih kanak-kanak, maka ia tidak akan pernah bisa jadi berkat buat lingkungannya.

Tuhan mau kita bertumbuh. Pria tidak suka dibilang kanak-kanak tapi seringkali itulah kenyataannya. Penyelidikan membuktikan, penyebab utama hancurnya rumah tangga di duni ini bukan karena perselingkuhan, masalah ekonomi, krisis atau apapaun juga melainkan karena ketiadaan bapa. Artinya di rumah tidak ada bapa. Ada orangnya, tapi tidak ada fungsinya. Ada orang yang disebut ayah tapi tidak ada figur bapa yang bisa mengayomi, melindungi, dan betul-betul menjadi teladan.

Hasil penyelidikan juga menemukan, penyebab utama ketiadaan bapa adalah karena pria belum dewasa. Karena banyak pria kanak-kanak. Ketika pria kanak-kanak, otomatis dia tidak bisa menjadi bapa. Ketika dia tidak bisa menjadi bapa, dia tidak bisa menjadi kepala. Pria kanak-kanak tidak bisa menjadi sumber.

Ketika pria menjadi kanak-kanak terus, dia tidak bisa mencapai potensi maksimalnya menjadi kepala. Akibatnya dia tidak bisa menjadi sumber yang melepaskan berkat. Di dalam bahasa aslinya, kata ‘kepala' dengan kata ‘bapak' dan kata ‘penatua' memiliki pengertian sumber. Luar biasa!

Pria itu sumber. Bapa juga artinya sumber. Penatua itu juga disebutnya ‘abu' (Arab) dan ‘abba' (Aram) dan itu juga memiliki pengertian sumber. Jadi kita dapat melihat bahwa ketiga hal itu adalah sumber. Jadi kalau ketiga sumber itu masih kanak-kanak, dia tidak bisa menjadi pelepas berkat. Tapi dikatakan ‘berbahagialah' atau dalam bahasa aslinya ‘diberkatilah' engkau tanah kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka (noble man).

Tuhan mau kita jadi ‘noble man'. Tuhan tidak mau kita kanak-kanak terus. Kalau kita kanak-kanak terus, maka gereja kita menderita, bisnis kita menderita, masyarakat kita menderita, keluarga kita menderita. Tapi ini waktunya bagi pria-pria untuk bangkit dan berkata, "Tuhan aku mau menjadi dewasa".

Pria dengan wanita itu berbeda. Pria memiliki satu hal yang tidak dimiliki oleh wanita, yaitu hati yang sangat luar biasa yang saya sebut hati pahlawan. Hati yang selalu siap menghadapi tantangan. Karena itu mimpi seorang pria dengan seorang wanita itu berbeda.

Sewaktu masih kecil pria suka membaca buku cerita-cerita pahlawan. Kalau kita membaca buku komik, kita pasti membayangkan kalau kita itu jagoannya. Cita-cita seorang pria selalu menjadi seorang pahlawan. Menjadi seorang pangeran yang akan menyelamatkan putri. Sedangkan cita-cita wanita, aku akan jadi putri yang akan diselamatkan oleh pangeran. Karena itu wanita sedang menunggu saudara. Tuhan juga menunggu saudara. Jadi sebenarnya, Tuhan dan wanita sedang menunggu saudara untuk menjadi pria sejati. Mereka menunggu!

Kalau kita mau jujur, seringkali kita para pria bermimpi mau jadi orang yang luar biasa. Tapi yang terjadi, bila kita melihat sekeliling kita, kita melihat pria-pria yang biasa-biasa saja. Waktu kecil para pria bermimpi mau jadi suami yang luar biasa, tapi setelah besar jadi amburadul, kacau. Cita-cita sih tinggi, mau jadi pahlawan, jadi ‘Beauty and the beast' dan dia jadi beast-nya.

Banyak pria memiliki cita-cita yang luar biasa tapi tidak pernah menjadi kenyataan. Mereka mau jadi pria yang luar biasa tapi akhirnya malah menjadi pria yang ‘luar biasa' kacaunya. Extra ordinary jahatnya. Tapi saat ini Tuhan mau bangkitkan saudara menjadi pria extra ordinary yang luar biasa yang akan mengubah masyarakat, menjadi berkat buat lingkungan.

Saya percaya iblis tidak suka kepada pria. Dia betul-betul tidak suka kalau sampai pria pulih. Karena itu iblis menghancurkan pria. Dia bikin pria terluka, tertutup potensi dirinya, tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Karena itu banyak pria yang menjadi tidak tahu diri. Saya berdoa supaya potensi, kepahlawanan yang ada di dalam saudara bisa muncul menjadi extra ordinary man.

Banyak sekali potensi yang tertutup dan terkubur. Sehingga banyak pria yang menjadi biasa-biasa saja. Melalui pemuridan ini saya berdoa agar saudara tampil menjadi pria-pria pahlawan yang di tunggu-tunggu oleh istrimu, anak-anakmu, masyarakatmu, perusahaanmu, gereja lokalmu. Mereka akan menikmati berkat yang engkau lepaskan. Karena kalau para pemukanya adalah orang yang mulia, the noble man, pria-pria dewasa, pria-pria yang mulia, maka ‘tanah' diberkati kata Tuhan.

Ada suatu suku di Sudan yang bernama suku Dinka. Kita tahu saat ini Sudan sedang mengalami krisis, konflik ras dan agama. Sudan mengalami perang saudara yang sangat mengerikan. Lima ratus ribu orang meninggal karena perang saudara. Sudan juga mengalami kelaparan, krisis ekonomi, sosial sampai dua ratus ribu orang meninggal karena krisis. Semua suku-suku di Sudan mengalami kegoncangan yang begitu mengerikan kecuali satu suku yaitu suku Dinka. Suku ini tetap diberkati di tengah krisis yang seperti apapun juga.

Mulai diselidiki kenapa suku ini bisa seperti itu padahal suku-suku yang lain hancur-hancuran. Ternyata didapati kalau struktur budaya dari suku ini sangat Alkitabiah. Di sana jarang ada pemerkosaan dan perampokan. Suku ini terkenal di seluruh dunia sebagai suku yang paling jarang bohong. Di situ hampir tidak ada pencuri. Setelah diselidiki, budaya suku ini ternyata mengajarkan bahwa pria mempunyai ‘tiga fungsi'. Budaya ini sudah ada sebelum kekristenan tiba ke sana.

Fungsi yang pertama adalah pria sebagai pelindung (protector). Pria itu kemanapun dia pergi, harus jadi bapa. Kami itu bapa-nya masyarakat. Kedua, pria itu mengarahkan (guide). Kemanapun kami pergi, kalau ada apa-apa harus segera mengambil tanggung jawab. Fungsi ketiga adalah pria sebagai penyedia (provider). Pria itu adalah yang menyediakan. Karena itu suku kami tidak pernah kekurangan. Pria itu harus kerja keras. Suku yang paling bekerja keras di seluruh Sudan adalah suku Dinka dan mereka diberkati. Luar biasa! Bukankah ini fungsi pria sejati?

Tiga fungsi ini adalah fungsi yang diberikan Tuhan ketika IA pertama kali menciptakan Adam. Dia berkata kepada Adam supaya Adam mengusahakan taman itu, kemudian yang kedua dia harus menjaga taman itu. Yang ketiga, Adam harus memberi nama semua binatang.

Memberi nama itu memiliki pengertian memberikan tujuan hidup. Nama itu tujuan hidup. Karena itu nama Simon berubah menjadi Petrus karena Tuhan mau merubah tujuan hidupnya. Binatang-binatang yang diciptakan Allah itu baik tapi masih netral. Maka yang harus memberi tujuan hidup adalah Adam. Adam diberi hikmat memberi tujuan hidup. Dia yang menentukan tujuan hidup. Seorang pria harus menentukan tujuan hidup dari anak-anaknya. Dengan cara para pria harus menjadi nabi, harus menyampaikan Firman Allah. Tuhan itu ajaib. Saya melihat di mana-mana prinsip ini universal. Dibutuhkan di mana-mana dan kalau kita bawa berita ini, kita akan melihat pemulihan terjadi.

Seorang hamba Tuhan pernah bernubuat bagi Indonesia. Dia berkata Indonesia akan mengalami kebangunan rohani yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Tapi ada satu syaratnya. Indonesia harus memiliki bapa-bapa rohani. Saudara dan saya harus menjadi ‘bapa-bapa' itu.

Kita seringkali tidak memiliki bapa yang mengarahkan kita, tidak pernah ditegur. Waktu kecil kita tidak pernah di-bapa-i. Bapa kita di sorga, Dia sebenarnya Bapa kita yang sejati. Yang di dunia, itu cuma titipan. Pelayanan pria sejati adalah pelayanan yang luar biasa. Membawa hati bapa-bapa kembali kepada anaknya. Memulihkan orang supaya menjadi bapa, bisa menjadi sumber. Walaupun saudara tidak punya bapa, kalau saudara terima spirit ini, Bapa di surga itu bisa mem-bapa-i saudara.

Buku saya yang berjudul Father Image menceritakan bagaimana seorang pria ketika dia tidak memiliki bapa di dunia, Bapa di surga bisa mem-bapa-i dia. Bapa di surga itu real, dia lebih nyata daripada bapa kita di bumi. Yesus bilang, "Barangsiapa mengasihi Aku, Aku dan Bapa akan datang kepada dia dan akan tinggal di dalam dia". Bapak saudara tidak tinggal di dalam saudara. Tapi Bapa di surga tinggal di dalam diri kita. Roh Kudus bisa membuat kita memahami kalau Bapa di dalam kita dan kita dalam Bapa. Karena itu Roh Kudus memberi kita roh yang bisa menyebut Abba ya Bapa. Berarti tritunggal berfungsi. Di dalam diri kita ada Bapa, ada Anak, ada Roh Kudus. Bapa yang di surga lebih dekat daripada bapa yang ada di dunia ini.

Bapa itu baik sekali. Dia adalah Bapa yang paling baik. Ada seorang bapa yang begitu sayang kepada anaknya karena anaknya cacat. Cacatnya tidak tanggung-tanggung. Tangannya tidak bisa bergerak, tidak bisa berjalan, dan tidak bisa berbicara. Anak ini kalau mau berkomunikasi dengan bapanya harus memakai bahasa isyarat. Cacat seumur hidupnya.

Suatu hari anak ini dengan bahasa isyarat mengatakan, "Pa, saya punya cita-cita ikut lomba triatlon". Itu adalah tri lomba di mana para pesertanya harus berenang, naik sepeda dan lari. Bayangkan, sudah cacat seperti itu tapi masih mau ikut tri lomba? Tapi itulah pria!! Walaupun dirinya cacat, tapi hatinya tidak cacat! Di dalam hatinya ada semangat, ada giant, ada pahlawan, ada satu wild heart di mana dia ingin menjalani hidup ini untuk mencapai hal-hal yang besar. Anak ini tidak bisa. Tapi dia minta papanya untuk ikut perlombaan itu. Suatu hari di kotanya diadakan pertandingan itu, pertandingan yang berkelas internasional. Panitianya bingung bagaimana membiarkan mereka untuk ikut berlomba? Tapi akhirnya mereka diijinkan.

Papanya bikin sebuah perahu. Anaknya yang cacat ditidurkan di atas perahu. Papanya menarik perahu itu memakai tali, dia berenang bermil-mil jauhnya. Dia berenang demi anaknya. Setelah itu dia gendong anaknya, dia taruh di atas kereta dorongnya. Anaknya ditaruh, dia yang kayuh bermil-mil jauhnya. Setelah itu dia gendong lagi anaknya, meletakkannya di kursi roda dan dia lari. Dalam perlombaan itu semua orang sudah mencapai garis finish. Tapi penonton tidak ada yang mau pulang. Karena mereka mau menunggu anak dan bapa yang luar biasa ini. Delapan jam kemudian mereka melihat dari jauh, ada seorang bapa, bergumul, ngos-ngosan tapi dia terus lari. Dia dorong anaknya dan sampai ke garis finish. Anak ini bertepuk tangan dengan gembira walaupun tangannya tidak sempurna. Bapak ini menangis, semua orang menangis.

Itulah gambaran Bapa kita di surga. Itulah hati seorang Bapa. Saudara dan saya adalah seperti orang yang cacat ini. Engkau adalah seperti orang cacat yang ketika dulu belum percaya Yesus, tidak ada seorangpun yang mem-bapa-i engkau. Sehingga engkau hancur hidupnya. Engkau tidak mampu berbuat apa-apa. Tetapi Bapa-mu yang di surga menemukan engkau. Dan Dialah Bapa ini. Yang mau membawa engkau mencapai garis finish.

Sumber : Jawaban.com

No comments:

Post a Comment

silahkan isi Comment Anda :